Kasus positif dan negatif pada masa khalifah Abu Bakar Ash Sidiq dan Ali Bin Abi Thalib.


Pada masa khalifah Abu Bakar Ash Sidiq
·         Munculnya orang-orang yang murtad (Riddah) dan tidak mengeluarkan zakat.
 Pada awal pemerintahannya, ia diuji dengan adanya ancaman yang datang dari ummat Islam sendiri yang menentang kepemimpinannya. Di antara pertentangan tersebut ialah timbulnya orang-orang yang murtad (kaum Riddah),orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat, orang-orang yang mengaku menjadi Nabi seperti Musailamah Al Kazzab dari bani Hanifah di yamamah, Sajah dari bani Tamim, Al Aswad al Ansi dari yaman dan Thulaihah ibn Khuwailid dari Bani Asad, serta beberapa pemberontakan dari beberapa kabilah.
Untuk mengembalikan mereka pada ajaran Islam, Khalifah Abu Bakar membentuk 11 pasukan dengan pemimpinnya masing-masing. Setiap pemimpin mendapat tugas untuk mengembalikan keamanan dan stabilitas daerah yang ditentukan.
·         Pengumpulan Al-Qur’an
Selama peperangan Riddah, banyak dari penghafal Al-Qur’an yang tewas. Karena orang-orang ini merupakan penghafal bagian-bagian Al-Qur’an, Umar cemas jika bertambah lagi angka kematian itu, yang berarti beberapa bagian lagi dari Al-Qur’an akan musnah. Karena itu, menasehati Abu Bakar untuk membuat suatu “kumpulan” Al-Qur’an kemudian ia memberikan persetujuan dan menugaskan Zaid bin Tsabit karena beliau paling bagus Hafalannya.
·         Abu Bakar menaklukkan persia.
Bulan Muharram tahun 12 H (6333 M), ekspedisi ke luar Jazirah Arabia di mulai. Musanna dan pasukannya dikirim ke persia menghadapi perlawanan sengit dari tentara kerajaan Persia.Maka Abu Bakar segera memerintahkan Khalid bin Walid untuk membawa pasukannya membantu Musanna. Gabungan kedua pasukan ini segera bergerak menuju wilayah persia. Kota Ubullah yang terletak di pantai teluk Persia, segera diserbu. Pasukan Persia berhasil diporak-porandakan. Perang ini dalam sejarah Islam disebut dengan Mauqi’ah Zat as-Salasil artinya peristiwa untaian Rantai.
·         Abu Bakar berupaya menaklukkan Kerajaan Romawi
            Dibentuk empat barisan pasukan. Masing-masing kelompok dipimpin seorang panglima dengan tugas menundukkan daerah yang telah ditentukan. Kempat kelompok tentara dan panglimanya itu adalah sebagai berikut :
·         Abu Ubaidah bin Jarrah bertugas di daerah Homs, Suriah Utara, dan Antiokia
·         Amru bin Ash mendapat perintah untuk menaklukkan wilayah Palestina yang saat itu berada di bawah kekuasaan Romawi Timur.
·         Syurahbil bin Sufyan diberi wewenang menaundukkan Tabuk dan Yordania.
·         Yazid bin Abu Sufyan mendapat perintah untuk menaklukkan Damaskus dan Suriah Selatan.
                  Perjuangan tentara-tentara Muslim tersebut untuk menaklukkan Persia dan Romawi baru tuntas pada mas ke khalifaan Umar bin khathab.


Khalifa Ali Bin Abi Thalib
·         PERANG JAMAL
                  Perang jamal atau perang Unta adalah perang antara Khalifah Ali melawan Aisyah. Perang Jamal ini trjadi pada tanggal 11 Jumadil Akhir, 36 H atau Desember 657 M yang waktunya tidak sampai sehari. Perang ini berasal dari perbedaan pendapat antara Saidina Ali, Muawwiyah, Thalhah, Zubair, dan Aisyah dalam penyelesaian kasus pembunuhan terhadap Khalifah Utsman ibn Affan.
                  Sebagian sahabat berpendapat pembunuhan Utsman harus di tuntaskan segera, sedangkan Saidina Ali berpendapaat bahwa pembunuh Khalifah Utsman berasal dari berbagai suku dan kabilah, bahkan menurut satu riwayat jumlahnya mencapai sepuluh ribu orang yang berasal dari Kuffah, Basrah, Mesir dan daerah lainnya. Dan mereka telah berbaur dengan kaum muslimin lainnya, maka yang terlebih dahulu harus di lakukan adalah membentuk pemerintah yang kuat setelah itu baru beliau akan menyelesaikan kasus pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan.

·         PERANG SHIFFIN (37 H/657M)

                  Perang shiffin adalah peperangan yang terjadi pada tahun 37 H antara saidina Ali muawwiyah disatu tempat di irak dan berbatasan dengan Syiria yag bernama shiffin, perang ini di sebabkan komplain Muawwiyah atas ketidakberesan penyelesaian kasus pembunuhan Utsman, dan di dukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaannya.
                  Untuk mengatasi pertentangan antara dirinya dengan Muawiyah, Ali berusaha mengedepankan perdamaian dengan Muawwiyah. Ali menulis surat kepada Muawwiyah sebagai sarana untuk mencari solusi damai. Ali mengutus orang-orangnya untuk mengrimkan surat tersebut kepada Muawwiyah, tetapi apa yang diharapkan Ali dari Muawwiyah belum juga mendapatkan hasil sebagaimana yang di harapkannya. Delegasi yang ditulis oleh Ali dan Muawwiyah semuanya tidak menghasilkan apa-apa.
·         Perang Nahrawan

                  Orang Khawarij adalh orang yang berada dipihak Ali yang melakukan pemberontakan kepada Ali setelah terjadinya arbitrase dan mencopotnya dari kekuasaannya dengan alas an bahwa dia menerima tahkim. Anehnya kebanyakan dari mereka telah mendesak Ali untulk menerima tahkim tersebut. Namun, setelah itu meminta Ali untuk memerangi Muawiyah kembali. Tentu saja Ali menolak permintaan mereka dan merekapun menyingkir ke kawasan Harura’ dan terus melancarkan perang.

                  Semakin lama semakin banyak dan berkumpul di Nahrawan. Mereka mulai memebunuh kaum Muslimin dan menebarkan kerusakan di muka bumi.
Perpecahan Ummat (Khawarij, Syi’ah, dan Pendukung Muawiyah)
                        Hasil tahkim yang dilakukan oleh Abu Musa dan Amr bin Ash sangat mengecewakn bagi pasukan Ali. Oleh karena itu, pendukung Ali bin Abi Thalib terpecah menjadi dua. Kelompok pertama, kelompok yang tetap mendukung Ali bin Abi Thalib yang disebut kelompok Syi’ah. Kelompokm yang kedua, kelompok yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib disebut dengan kelompom Khawarij. Kelompok yang ketiga, kelompok yang tetap mendukung Abu Shafyan.
0 Responses

    Kualitas blog ini ?

    Followers