Pada masa khalifah Abu Bakar Ash Sidiq
·
Munculnya
orang-orang yang murtad (Riddah) dan tidak mengeluarkan zakat.
Pada awal
pemerintahannya, ia diuji dengan adanya ancaman yang datang dari ummat Islam
sendiri yang menentang kepemimpinannya. Di antara pertentangan tersebut ialah
timbulnya orang-orang yang murtad (kaum Riddah),orang-orang yang tidak mau
mengeluarkan zakat, orang-orang yang mengaku menjadi Nabi seperti Musailamah Al
Kazzab dari bani Hanifah di yamamah, Sajah dari bani Tamim, Al Aswad al Ansi
dari yaman dan Thulaihah ibn Khuwailid dari Bani Asad, serta beberapa
pemberontakan dari beberapa kabilah.
·
Pengumpulan
Al-Qur’an
Selama peperangan Riddah, banyak dari penghafal Al-Qur’an yang tewas.
Karena orang-orang ini merupakan penghafal bagian-bagian Al-Qur’an, Umar cemas
jika bertambah lagi angka kematian itu, yang berarti beberapa bagian lagi dari
Al-Qur’an akan musnah. Karena itu, menasehati Abu Bakar untuk membuat suatu
“kumpulan” Al-Qur’an kemudian ia memberikan persetujuan dan menugaskan Zaid bin
Tsabit karena beliau paling bagus Hafalannya.
·
Abu Bakar
menaklukkan persia.
Bulan Muharram tahun 12 H (6333 M), ekspedisi ke luar Jazirah Arabia di
mulai. Musanna dan pasukannya dikirim ke persia menghadapi perlawanan sengit
dari tentara kerajaan Persia.Maka Abu Bakar segera memerintahkan Khalid bin
Walid untuk membawa pasukannya membantu Musanna. Gabungan kedua pasukan ini segera
bergerak menuju wilayah persia. Kota Ubullah yang terletak di pantai teluk
Persia, segera diserbu. Pasukan Persia berhasil diporak-porandakan. Perang ini
dalam sejarah Islam disebut dengan Mauqi’ah Zat as-Salasil artinya peristiwa
untaian Rantai.
·
Abu Bakar
berupaya menaklukkan Kerajaan Romawi
Dibentuk
empat barisan pasukan. Masing-masing kelompok dipimpin seorang panglima dengan
tugas menundukkan daerah yang telah ditentukan. Kempat kelompok tentara dan
panglimanya itu adalah sebagai berikut :
· Abu Ubaidah
bin Jarrah bertugas di daerah Homs, Suriah Utara, dan Antiokia
· Amru bin Ash
mendapat perintah untuk menaklukkan wilayah Palestina yang saat itu berada di
bawah kekuasaan Romawi Timur.
· Syurahbil
bin Sufyan diberi wewenang menaundukkan Tabuk dan Yordania.
· Yazid bin
Abu Sufyan mendapat perintah untuk menaklukkan Damaskus dan Suriah Selatan.
Perjuangan tentara-tentara
Muslim tersebut untuk menaklukkan Persia dan Romawi baru tuntas pada mas ke
khalifaan Umar bin khathab.
Khalifa
Ali Bin Abi Thalib
·
PERANG JAMAL
Perang
jamal atau perang Unta adalah perang antara Khalifah Ali melawan Aisyah. Perang
Jamal ini trjadi pada tanggal 11 Jumadil Akhir, 36 H atau Desember 657 M yang
waktunya tidak sampai sehari. Perang ini berasal dari perbedaan pendapat antara
Saidina Ali, Muawwiyah, Thalhah, Zubair, dan Aisyah dalam penyelesaian kasus
pembunuhan terhadap Khalifah Utsman ibn Affan.
Sebagian sahabat berpendapat pembunuhan Utsman harus di tuntaskan segera, sedangkan Saidina Ali berpendapaat bahwa pembunuh Khalifah Utsman berasal dari berbagai suku dan kabilah, bahkan menurut satu riwayat jumlahnya mencapai sepuluh ribu orang yang berasal dari Kuffah, Basrah, Mesir dan daerah lainnya. Dan mereka telah berbaur dengan kaum muslimin lainnya, maka yang terlebih dahulu harus di lakukan adalah membentuk pemerintah yang kuat setelah itu baru beliau akan menyelesaikan kasus pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan.
Sebagian sahabat berpendapat pembunuhan Utsman harus di tuntaskan segera, sedangkan Saidina Ali berpendapaat bahwa pembunuh Khalifah Utsman berasal dari berbagai suku dan kabilah, bahkan menurut satu riwayat jumlahnya mencapai sepuluh ribu orang yang berasal dari Kuffah, Basrah, Mesir dan daerah lainnya. Dan mereka telah berbaur dengan kaum muslimin lainnya, maka yang terlebih dahulu harus di lakukan adalah membentuk pemerintah yang kuat setelah itu baru beliau akan menyelesaikan kasus pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan.
·
PERANG
SHIFFIN (37 H/657M)
Perang shiffin adalah peperangan yang terjadi pada tahun 37 H antara saidina Ali muawwiyah disatu tempat di irak dan berbatasan dengan Syiria yag bernama shiffin, perang ini di sebabkan komplain Muawwiyah atas ketidakberesan penyelesaian kasus pembunuhan Utsman, dan di dukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaannya.
Untuk mengatasi pertentangan antara dirinya dengan Muawiyah, Ali berusaha mengedepankan perdamaian dengan Muawwiyah. Ali menulis surat kepada Muawwiyah sebagai sarana untuk mencari solusi damai. Ali mengutus orang-orangnya untuk mengrimkan surat tersebut kepada Muawwiyah, tetapi apa yang diharapkan Ali dari Muawwiyah belum juga mendapatkan hasil sebagaimana yang di harapkannya. Delegasi yang ditulis oleh Ali dan Muawwiyah semuanya tidak menghasilkan apa-apa.
·
Perang Nahrawan
Orang Khawarij adalh orang yang berada dipihak Ali yang melakukan pemberontakan kepada Ali setelah terjadinya arbitrase dan mencopotnya dari kekuasaannya dengan alas an bahwa dia menerima tahkim. Anehnya kebanyakan dari mereka telah mendesak Ali untulk menerima tahkim tersebut. Namun, setelah itu meminta Ali untuk memerangi Muawiyah kembali. Tentu saja Ali menolak permintaan mereka dan merekapun menyingkir ke kawasan Harura’ dan terus melancarkan perang.
Semakin lama semakin banyak dan berkumpul di Nahrawan. Mereka mulai memebunuh kaum Muslimin dan menebarkan kerusakan di muka bumi.
Hasil tahkim yang dilakukan oleh Abu Musa dan Amr bin Ash sangat mengecewakn bagi pasukan Ali. Oleh karena itu, pendukung Ali bin Abi Thalib terpecah menjadi dua. Kelompok pertama, kelompok yang tetap mendukung Ali bin Abi Thalib yang disebut kelompok Syi’ah. Kelompokm yang kedua, kelompok yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib disebut dengan kelompom Khawarij. Kelompok yang ketiga, kelompok yang tetap mendukung Abu Shafyan.